Monday, February 22, 2010

Dakwah dan Misi Perubahan

Menangani Politik Perubahan dan Perubahan Politik (Bahagian 1)

Dakwah dan Misi Perubahan

Dialah yang telah mengutuskan dalam kalangan orang-orang (Arab) yang
Ummiyyin, seorang Rasul (Nabi Muhammad s.a.w) dari bangsa mereka
sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah (yang
membuktikan keesaan Allah dan kekuasaanNya), dan membersihkan mereka
(dari iktiqad yang sesat), serta mengajarkan mereka Kitab Allah
(Al-Quran) dan Hikmah (pengetahuan yang mendalam mengenai hukum-hukum
syarak) dan sesungguhnya mereka sebelum (kedatangan Nabi Muhammad) itu
adalah dalam kesesatan yang nyata. (al jumu’ah:2)

Misi nabawi yang kita warisi terungkap dalam 3 T â€" tilawat (al-ayat),
tazkiyat (al-nafs) dan ta’lim (al-kitab wa al-hikmah).

Ungkapan di hujung ayat….dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar
dalam kesesatan yang nyata â€" adalah isyarat perubahan radikal iaitu
dakwah transformatif.

Perjuangan 3 T menghasilkan transformasi kemanusiaan â€" perubahan
bermakna, pembebasan daripada kesesatan dan pencerahan daripada
kebingungan (taghyiriy-tahririy-tanwiriy).

Itulah teras perjuangan para anbiya’ dan mursalin sepanjang zaman.

Agen Perubahan

Kita tampil sebagai agent of change dengan komitmen suatu generasi.
Kian perubahan yang diungkapkan dengan kata seperti change, reformasi,
transformasi menjadi aspirasi masakini.

Krisis dan Perubahan (Dalam kesempitan selalu ada kesempatan)

Krisis politik-sosial-ekonomi ternyata mengandungi hikmah sebagai
katalis perubahan. Krisis ekonomi Mesir membuka jalan kepada
kebijaksanaan Nabi Yusuf a.s. Krisis kemanusiaan akibat regim teror
Fir’aun memunculkan Nabi Musa a.s. dengan agenda perubahan nasib.
Krisis keselamatan akibat teror ya’juj dan ma’juj mencetus model
perubahan Dhu’l-Qarnayn.

Dakwah harus tajam daya renung, tepat analisis dan bijak manfaatkan
saat strategik sejarah bagi menepati dakwah bi’l hikmah dan dakwah
’ala
basirah:-

Katakanlah (wahai Muhammad): “Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang
menurutku, menyeru manusia umumnya kepada ugama Allah dengan
berdasarkan keterangan dan bukti yang jelas nyata. Dan aku menegaskan:
Maha suci Allah (dari segala iktiqad dan perbuatan syirik); dan
bukanlah aku dari golongan yang mempersekutukan Allah dengan sesuatu
yang lain.” (Yusuf:108)


Seorang ahli dakwah â€" da’i, perlu memahami segala maqasid segenap
bidang â€" 'aqa'idnya, hukum-hakamnya dan adab-adabnya. Dakwah ’ala
basirah bermakna ia perlu kenali realiti zaman, masyarakat zamannya,
medan gelanggangnya dan pendekatan terbaik.

Para da’i perlu faham hakikat agama, realiti zaman dan suazana
lingkungan. Perubahan (taghayyur) harus sentiasa diperhati dan
diperhitungkan.


-----------------------------------------------------------
Bahagian pertama catatan intisari daripada Amanat Pimpinan WADAH
Dato’ Dr Siddiq Fadil
Muktamar Nasional Ketiga Wadah Pencerdasan Umat Malaysia (WADAH)

--
Posted By Outreacher to prihatin at 6/28/2009 10:21:00 AM

----------------------------------------------------------------
This e-mail has been sent via JARING webmail at http://www.jaring.my

No comments: